Saat aku mulai bekerja di Palembang sekitar medio tahun 1974, jaringan transmisi : Trans Sumatra Micro Wave (TSMW) sudah selesai dipasang sehingga jaringan Transmisi Microwave Jawa Bali sudah bisa dikoneksikan ke TSMW. Namun saat itu belum bisa difungsikan untuk fasilitas SLJJ seperti sekarang karena masih tahap uji-coba.
Nah untuk transmisi telegrap khususnya untuk kota-kota setingkat kabupaten di Sumatera Selatan termasuk Lampung, Jambi dan Bengkulu masih menggunakan jaringan phisik tembaga yang ditumpangkan pada saluran telepon yang lebih dikenal saat itu dengan carrier (istilah yang salah kaprah!) dan disalurkan melalui jaringan sepanjang rel kereta api (kecuali kota-kota kabupaten yang dilalui TSMW).
Seingatku, kejadian ini terjadi sekitar tahun 1975an, saat itu dilaporkan hubungan transmisi telegrap antara Palembang - Lahat terputus. Setelah ditelusuri penyebabnya, dilaporkan bahwa ada kabel yang putus karena tertimpa kambing.
Hah ?? Aku tidak percaya dengan laporan ini ! Logikaku mana mungkin ada kambing yang bisa memanjat tiang telepon dan memutuskan kabelnya. Ternyata setelah di crosscheck dengan rekan teknisi di Lahat, aku mendapat keterangan yang lebih jelas. Rupanya jaringan yang dipasang sepanjang rel kereta api melalui perbukitan yang curam dan kemudian ada kambing yang terperosok dari bukit curam itu dan jatuh menimpa kabel yang mengakibatkan kabel putus ! Makmano kalu mak'ini ...... ??? (bahasa Palembang yang artinya bagaimana kalau begini?)